Aku Fikir Itu


Aku fikir itu
Purnama yang aku tunggu-tunggu
Di malam penuh dingin
Saat wajahku dikucup angin
Bersama harapan kau datang
Menjemput rindu yang bertaut sayang

Aku kira ia
Pelangi yang aku puja-puja
Di petang penuh damai
Saat jiwaku diulit permai
Bersama impian kau hadir
Memanggil cinta yang datang menghampir

Kiranya aku salah meneka
Atau aku salah menduga
Kau bukan pelangi cinta
Bukan juga terang purnama
Cuma mungkin segaris senja
Merias mega yang indah leka

Keringlah Air Mata


Keringlah air mata
Saat-saat menanti cinta
Yang sana indah beralun
Pohon kasih yang redup rimbun

Keringlah air mata
Saat-saat membasuh luka
Yang sana desir melambai
Kasih Tuhan yang takkan usai


Hartini omar
10/2/09 @ 11.45pm

Biarlah kini aku pergi




Dan dalam butir tanah kemerahan
Aku lihat batang tubuhku dipaut erat
Dihempap luluh lumat
Lalu terhimpun tanah berbatuan
Menimbus kujur tubuhku kelumpuhan

Dan saat mati itu menjemput daku
Meninggalkan teman-teman tulis baca yang seakan sedih pilu
Bertanya-tanya pada alam bila pula hari mereka
Pergi tinggalkan cebisan kisah-kisah
Pergi tinggalkan titisan-titisan darah
Tak mungkin kembali lagi
Tak mungkin menulis kembali

Kini yang tercatit bukan lagi kisah cinta
Atau kisah resmi manusia
Kini yang tertulis hanyalah soal mati
Dan soalan-soalan meragut diri...
Biarlah kini aku pergi
Ke lorong sunyi menuju Rabbi

Hartini Omar
UIAM, Gombak

ww: puisi ditujukan buat allahyarham Arena Wati
kredit gambar